EV. ROMA 1:18 –
32 EP.
AMSAL 5:1 – 13
HUKUMAN ALLAH ATAS KEFASIKAN DAN KELALIMAN
MANUSIA
Pendahuluan.
Dalam perikope ini, Paulus menyatakan hukuman Allah atas
dosa-dosa manusia. Dimana, sebelumnya
pada ay. 16-17 Paulus terlebih
dahulu menggambarkan hubungan manusia dengan Allah yang diperoleh melalui iman
dan penyerahan sepenuhnya. Dalam menggambarkan
dosa itu ia pakai polemik yang lajim dipakai orang-orang Yahudi bilamana
mereka mengecam kaum penyembah berhala, bangsa-bangsa kafir. Akan tetapi, yang
dipersalahkan di sini bukan hanya bangsa-bangsa kafir itu sebab yang digambarkan adalah “keadaan”
manusia. Untuk menguraikan dan menjelaskan perikope yang agak panjang ini, maka
kita akan terlebih dahulu membaginya
sesuai dengan kandungan isi yang
ada, yaitu:
- Ay. 18 – 23 Berisikan murka Allah atas kefasikan dan kelaliman manusia
- Ay. 24 – 25 Orang-orang yang dibiarkan saja oleh Allah
- Ay. 26 – 27 Hawa nafsu yang memalukan
- Ay. 28 – 32 Kehidupan yang tidak memperdulikan Allah
Uraian:
Ay. 18 – 23 Murka
Allah atas kefasikan dan kelaliman manusia.
Dalam ayat ini, murka Allah dikatakan akan dialami orang yang dengan sengaja tidak mau mengenal Allah dan memuja pemikirannya sendiri atau
berhala-berhala dan bukannya Allah.
Paulus menegaskan, bahwa Allah dalam anugerahNya
mengasihi semua orang tanpa kecuali tetapi anugerah Allah tersebut hanya akan “menjadi” anugerah jika
seseorang itu menyambutnya dengan iman. Bagi mereka yang tidak mengakui dan mengimaninya walaupun sudah mengenal bagaimana
Allah telah menyatakan diriNya
melalui ciptaanNya dan Yesus Kristus ( Pernyataan Umum dan Pernyataan
Khusus ) seperti yang disaksikan Paulus, maka
AnugerahNya menjadi murka Allah (
ay.19 – 20 ). Itu berarti juga bahwa murka
Allah tidak boleh hanya dipahami
hadir di jaman akhir, tetapi kini
dan kapan saja murka Allah bisa terjadi dalam kehidupan manusia..
Tiada sesuatu apapun yang dapat membebaskan manusia dari murka
Allah selain kasih Allah itu sendiri. Murka Allah bisa terjadi akibat kehidupan yang tidak menaruh rasa takut dan hormat kepada Allah ( kefasikan), pola hidup
yangtidak setia kepada Allah
(lalim), sikap manusia yang
proaktif menolak (menindas) kebenaran, kehormatan dan kemuliaan Tuhan dengan menggantikannya menjadi kebenaran dan kehormatan kemuliaan dirinya sendiri. Dalam bagian ini,
kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa
hakekat dosa yang menyebabkan murka Allah itu adalah menempatkan diri sendiri
pada tempat Allah. Maka, kenal dan akui serta hormatlah akan Tuhan sehingga
engkau terhindar dan jauh dari murkaNya.
2. ay. 24 – 25 Orang-orang yang dibiarkan saja oleh Allah
Yang dimaksud dengan perkataan “orang-orang yang diarkan saja oleh Allah”
adalah mereka /orang-orang yang senantiasa mencari kenikmatan dengan keiginan hawa nafsu duniawi, sehingga
mereka tidak mempunyai kesadaran akan
Allah. Allah telah memberikan kehendak bebas kepada manusia itu namun kehendak bebasnya itu manusia atau
orang-orang sering memilih hamba hawa
nafsu duniawi atau menjadi hamba dosa. Membiarkan atau dibiarkan /diserahkan mengandung unsur kebebasan dan kehendak manusia untuk menentukan sikapnya dan sekaligus juga mengandung unsur kasih dan hukuman atas diri manusia itu sendiri.
3. ay. 26 – 27 Hawa
nafsu yang memalukan
Dengan membaca kedua ayat
ini, nyata benar bahwa kekacauan dan bermacam-macam penyelewengan telah merajalela, termasuk homoseksual. Perversi
seksual yang digambarkan Paulus disini
tidak disebut sebagai dosa baru melainkan akibat
dari dosa. Di dalamnya paling menonjol keinginan.
Karena meninggalkan “Pencipta”, maka
manusia kehilangan kehormatannya sendiri. Kiranya di sini juga harus diperhatikan
Kej 1:27; “ Allah m enciptakan manusia
menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia,” Karena
manusia menggantikan kemuliaan Allah
dengan gambaran makhluk yang fana , maka ia juga mengga tikan
kehormatannya sendiri dengan kelakuan
seperti binatang. Mungkin hal itu akan semakin lebih jelas lagi jika dilanjutkan dengan membaca kitab Kej
1:27 secara keseluruhan: “ Laki-laki dan Perempuan diciptakanNya mereka”.
Artinya kesatuan suami istri merupakan
kehormatan manusia itu sendiri.
4. ay. 28 – 32
Kehidupan yang tidak memperdulikan Allah
Hukuman atau murka
Allah akibat perbuatan sendiri
dari manusia yang tidak
memperdulikan Allah semakin jelas
pada bagian penutup ini. Dimana
sekali lagi dinyatakan bahwa Allah telah
“menyerahkan” mereka kepada
pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas. Artinya, orang-orang
yang menyingkirkan Allah bukan hanya
kehilangan sifat baiknya dan kehormatannya sebagai manusia tetapi juga
kehilangan sifat-sifat kemanusiannya. Paulus membuat daftar panjang perbuatan
buruk sebagi akibat dari kehidupan yan g tidak memperdulikan Allah, yaitu:
Kelaliman,kejahatan, keserakahan, kebusukan, dengki, perselisihan tipu
muslihat/kepalsuan, kefasikan, pengumpat dan pemfitnah, pembenci Allah,
orang-orang yang kurang ajar, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada
orangtua, tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, dan tidak mengenal belas
kasihan. Daftar panjang perbuatan buruk ini menggambarkan bahwa manusia itu
sendiri lah yang mendatangkan hukuman atas dirinya apabila ia sendiri tidak
perduli kepada Allah atau apabila tidak memberi tempat kepada Allah dalam
kehidupannya. Dalam ayat terakhir ini dapat diambil kesimpulan mengenai
beratnya kesalahan manusia. Manusia melakukan dosa dan menyatakan setuju kalau
orang lain melakukannya, berarti kesalahan itu terjadi bukan berlawanan dengan kemauan mereka melainkan dengan senag hati. Sebagaimana yang dapat
dijumpai dalam pertunjukan lakon yang
cabul dalam teater atau pada kiesempatan
perkelahian antar manusia dengan binatang yang diadakan dalam
gelanggang oleh para gladiator yang sangat populer di kota. Roma.
Satu hal terakhir yang Paulus
katakan,tentang orang yang telah menyingkirkan
Allah dari kehidupannya. Biasanya meskipun orang itu adalah orang yang
berdosa, ia menyadari keadaannya dan
meskipun ia suka melakukanhal yang jahat
dalam kehidupannya sendiri , ia tahu bagaimana mengkritik orang lain oleh karena perbuatan yang serupa. Paulus
menambahkan suatu gambaran yang mengerikan bila seseorang dengan sadar membuang Allah
dari kehidupannya dimana kemerosotan moral akan serta merta hadir dengan
kebinasaan.
Kesimpulan dan Aplikasi
- Marilah kita mengenal Allah, mengakui dan hormat akan kemuliaan Allah.
- Jangan gantikan kebenaran dan kemuliaan Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk apalagi memuliakan diri sendiri karena itu adalah kekejian di hadapan Allah yang berlawanan dengan Allah dan menjadi kesalahan besar dihadapan Allah yang megakibatkan murka Allah.
- Jika manusia meninggalkan Allah maka manusia akan kehilangan hal-hal yang baik dari kemanusiaannya dan dia akan menjadi hamba dosa dan hawa nafsu duniawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar