Kamis, 16 Juli 2015

Roma 1:18-32



EV. ROMA  1:18 – 32                                                                       EP. AMSAL  5:1 – 13


HUKUMAN  ALLAH ATAS KEFASIKAN  DAN KELALIMAN  MANUSIA

Pendahuluan.
Dalam perikope ini, Paulus menyatakan hukuman Allah atas dosa-dosa manusia. Dimana, sebelumnya  pada ay. 16-17  Paulus terlebih dahulu menggambarkan hubungan manusia dengan Allah yang diperoleh melalui iman dan penyerahan sepenuhnya. Dalam menggambarkan  dosa itu ia pakai polemik yang lajim dipakai orang-orang Yahudi bilamana mereka mengecam kaum penyembah berhala, bangsa-bangsa kafir. Akan tetapi, yang dipersalahkan di sini bukan hanya bangsa-bangsa kafir   itu sebab yang digambarkan adalah “keadaan” manusia. Untuk menguraikan dan menjelaskan perikope yang agak panjang ini, maka kita  akan terlebih dahulu  membaginya
sesuai dengan kandungan isi yang ada, yaitu:

  1. Ay. 18 – 23 Berisikan murka Allah atas kefasikan  dan kelaliman manusia
  2. Ay. 24 – 25 Orang-orang yang dibiarkan saja oleh Allah
  3. Ay. 26 – 27 Hawa nafsu yang memalukan
  4. Ay. 28 – 32 Kehidupan yang tidak memperdulikan Allah


Uraian:  
Ay. 18 – 23  Murka Allah atas kefasikan dan kelaliman manusia.

Dalam ayat ini, murka  Allah dikatakan akan dialami orang  yang dengan sengaja  tidak mau mengenal Allah  dan memuja pemikirannya sendiri atau berhala-berhala dan bukannya Allah.

Paulus  menegaskan, bahwa Allah dalam anugerahNya mengasihi semua orang tanpa kecuali tetapi anugerah Allah tersebut  hanya akan “menjadi” anugerah  jika seseorang itu menyambutnya dengan iman. Bagi mereka yang tidak mengakui dan mengimaninya walaupun sudah mengenal  bagaimana  Allah telah menyatakan diriNya  melalui ciptaanNya dan Yesus Kristus ( Pernyataan Umum dan Pernyataan Khusus ) seperti yang disaksikan Paulus, maka  AnugerahNya  menjadi murka Allah ( ay.19 – 20 ). Itu berarti juga bahwa murka  Allah tidak boleh hanya dipahami  hadir di jaman akhir, tetapi kini dan kapan saja murka  Allah bisa terjadi dalam kehidupan manusia.. Tiada sesuatu apapun yang dapat membebaskan manusia  dari murka  Allah  selain kasih  Allah itu sendiri. Murka Allah bisa terjadi  akibat kehidupan yang tidak menaruh  rasa takut dan hormat  kepada Allah ( kefasikan), pola hidup yangtidak setia  kepada Allah (lalim),  sikap manusia yang proaktif  menolak  (menindas)  kebenaran, kehormatan dan kemuliaan  Tuhan dengan menggantikannya  menjadi kebenaran dan kehormatan  kemuliaan dirinya sendiri. Dalam bagian ini, kita dihadapkan dengan kenyataan  bahwa hakekat  dosa yang menyebabkan murka  Allah itu adalah menempatkan diri sendiri pada tempat Allah. Maka, kenal dan akui serta hormatlah akan Tuhan sehingga engkau terhindar dan jauh dari murkaNya.

2. ay. 24 – 25   Orang-orang yang dibiarkan saja oleh Allah

Yang dimaksud dengan perkataan “orang-orang yang diarkan saja oleh Allah” adalah  mereka /orang-orang  yang senantiasa  mencari kenikmatan  dengan keiginan hawa nafsu duniawi, sehingga mereka tidak mempunyai  kesadaran akan Allah. Allah telah memberikan kehendak bebas kepada manusia itu  namun kehendak bebasnya itu manusia atau orang-orang sering memilih hamba  hawa nafsu  duniawi atau menjadi hamba dosa. Membiarkan atau dibiarkan /diserahkan  mengandung unsur kebebasan  dan kehendak manusia  untuk menentukan sikapnya  dan sekaligus juga mengandung unsur  kasih dan hukuman  atas diri manusia itu sendiri.


3. ay. 26 – 27  Hawa  nafsu yang memalukan

Dengan membaca kedua ayat ini,  nyata benar  bahwa kekacauan  dan bermacam-macam penyelewengan  telah merajalela, termasuk homoseksual. Perversi seksual yang digambarkan Paulus  disini tidak disebut sebagai dosa baru melainkan akibat dari dosa. Di dalamnya paling menonjol keinginan. Karena meninggalkan  “Pencipta”, maka manusia kehilangan kehormatannya sendiri. Kiranya di sini juga harus  diperhatikan  Kej 1:27; “ Allah m enciptakan manusia  menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia,” Karena manusia menggantikan kemuliaan Allah  dengan gambaran makhluk yang fana , maka ia juga mengga tikan kehormatannya  sendiri dengan kelakuan seperti binatang. Mungkin hal itu akan semakin lebih jelas lagi  jika dilanjutkan dengan membaca kitab Kej 1:27 secara keseluruhan: “ Laki-laki dan Perempuan diciptakanNya mereka”. Artinya kesatuan suami istri  merupakan kehormatan  manusia itu sendiri.

 4. ay. 28 – 32  Kehidupan yang tidak memperdulikan Allah

Hukuman  atau murka  Allah akibat perbuatan sendiri  dari manusia  yang tidak memperdulikan  Allah  semakin jelas  pada bagian  penutup ini. Dimana sekali lagi dinyatakan  bahwa Allah telah “menyerahkan” mereka  kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan  apa yang tidak pantas. Artinya, orang-orang yang menyingkirkan Allah  bukan hanya kehilangan sifat baiknya dan kehormatannya sebagai manusia tetapi juga kehilangan sifat-sifat kemanusiannya. Paulus membuat daftar panjang perbuatan buruk sebagi akibat dari kehidupan yan g tidak memperdulikan Allah, yaitu: Kelaliman,kejahatan, keserakahan, kebusukan, dengki, perselisihan tipu muslihat/kepalsuan, kefasikan, pengumpat dan pemfitnah, pembenci Allah, orang-orang yang kurang ajar, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orangtua, tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, dan tidak mengenal belas kasihan. Daftar panjang perbuatan buruk ini menggambarkan bahwa manusia itu sendiri lah yang mendatangkan hukuman atas dirinya apabila ia sendiri tidak perduli kepada Allah atau apabila tidak memberi tempat kepada Allah dalam kehidupannya. Dalam ayat terakhir ini dapat diambil kesimpulan mengenai beratnya kesalahan manusia. Manusia melakukan dosa dan menyatakan setuju kalau orang lain melakukannya, berarti kesalahan itu terjadi   bukan berlawanan dengan kemauan  mereka melainkan  dengan senag hati. Sebagaimana yang dapat dijumpai  dalam pertunjukan lakon yang cabul  dalam teater atau pada kiesempatan perkelahian  antar manusia  dengan binatang yang diadakan dalam gelanggang  oleh para gladiator  yang sangat populer di kota. Roma.

Satu hal terakhir yang Paulus katakan,tentang orang yang telah menyingkirkan  Allah dari kehidupannya. Biasanya meskipun orang itu adalah orang yang berdosa, ia menyadari keadaannya  dan meskipun ia suka  melakukanhal yang jahat dalam kehidupannya sendiri , ia tahu bagaimana mengkritik orang lain  oleh karena perbuatan yang serupa. Paulus menambahkan  suatu  gambaran yang mengerikan  bila seseorang dengan sadar membuang Allah dari kehidupannya dimana kemerosotan moral akan serta merta hadir dengan kebinasaan.


Kesimpulan dan Aplikasi

  1. Marilah kita mengenal Allah, mengakui dan hormat akan kemuliaan Allah.
  2. Jangan gantikan kebenaran dan kemuliaan Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk  apalagi memuliakan diri sendiri karena itu adalah kekejian di hadapan Allah  yang berlawanan dengan Allah dan menjadi kesalahan besar dihadapan Allah  yang megakibatkan murka Allah.
  3. Jika manusia meninggalkan Allah maka manusia akan kehilangan hal-hal yang baik dari kemanusiaannya  dan dia  akan menjadi hamba dosa dan hawa nafsu duniawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar